Di
siang menjelang sore itu, aku termenung di depan jendela kamarku,pikiranku
melayang jauh ke 3 tahun yang lalu. Masa dimana aku dan dia menjalin
persahabatan. Akan tetapi, tiba-tiba pintu kamarku diketuk, aku terbangun dari lamunanku,
ibuku sudah memanggil-manggil namaku .
“ Dae,Dae, Daena..”
Ya
itulah namaku Daena Chandra Azwa atau lebih sering dipanggil Daena atau Dae. Sekarang
aku bersekolah di SMA Pelita Jakarta dan duduk dibangku kelas 11.
Dengan segera aku membuka pintu kamarku dengan
memakai jilbabku dan menghampiri ibu,
“Ada
apa bu??”
“Ibu
perlu bantuan, tolong kamu antarkan bunga ke rumah Bu Tari, beliau memesan
bunga mawar putih dan anggrek putih. Tolong ya antarkan!” seru ibuku.
Hah, apa? Bu tari , oh
no!! Pikirku dalam hati ,jika aku pergi kesana maka aku akan datang ke rumah
sahabatku itu,sahabat yang dri TK- SMA selalu satu sekolah denganku.Akan tetapi
sudah sejak kelas 2 smp kami sudah tidak pernah ngobrol jangankan ngobrol
bertegur sapa saja tidak pernah, sebut saja namanya Dycal .
Aku kembali melamun tentang persahabatan ku
dengan Dycal, kami adalah teman dekat yang sangat akrab.Akan tetapi, semua itu
berubah ketika seorang temanku memfitnah ku, kalau aku menjalin hubungan atau
pacaran dengan Dycal. Sedangkan Dycal sudah memiliki teman spesial. Pastilah
teman dekatnya itu marah dan kecewa padaku, sedangkan Dycal menganggap itu
biasa .”Sudahlah jangan terlalu dipikirkan, no problem”,katanya waktu itu,Tapi
tetap saja dalam diriku aku masih merasa bersalah dan tak enak hati pada
mereka. Sampai akhirnya hingga saat ini hubungan persahabatan kami tak tau
bagaimana lagi.
Mungkin
dia merasa sama denganku persahabatan kita menjadi jauh, dia pernah menanyakan
itu padaku ketika kami akan masuk SMA, apa yang sebenarnya yang terjadi pada
kita ,kenapa hubungan persahabatan kita menjadi seperti ini?? Apa penyebabnya ?
apakah ada kesenjangan diantara kita,padahal dulu kita saling berbagi dan
sangat akrab. Setelah aku membaca pesannya , aku hanya terdiam dan meneteskan
air mata. Ketika itu ibu ku datang dan bertanya padaku
“Kenapa
kau menangis,sayang? Apa yang terjadi padamu?”tanya ibuku
Ibu,
apa yang harus ku lakukan ?Aku menyerahkan pesan itu ke ibuku.
“Sayang,
persahabatan itu memang segalanya, sahabat itu akan selalu ada dan hadir untuk
kita di saat kita sedih, susah, senang dan disaat kita menjadi orang yang
paling dikucilkan sekalipun. Dalam persahabatan itu memang dibutuhkan rasa
saling percaya, keterbukaan dan pengertian. Dia memang sudah memaafkanmu dan
menganggap semua itu telah berlalu tapi kenapa kamu belum bisa membuka hatimu
untuk bisa berteman lagi dengannya,jelas ibuku.”
Aku masih berlinangan
air mata dalam pelukan ibuku.
“Nak,
selama ini kalian adalah teman baik ,tetapi ketika kamu menutup hatimu, maka
masalah apapun tak dapat terselesaikan, mulai sekarang, untuk memulai itu semua
kamu harus memulai dari nol. Pertama kamu harus memberanikan dirimu untuk
tersenyum, menyapa padanya hingga nanti akhirnya kalian bisa menjadi teman
seperti dulu kala. Kasian juga dia nak, dia menginginkan teman sepertimu, tapi
kamu malah menutup diri. Sekarang hapuslah air mata mu ini, cukup sudah air
mata yang kau keluarkan tak ada lagi yang perlu ditangisi.”
Sejak
saat itu memang aku terus mencoba untuk melakukan apa yang ibu sarankan padaku
tapi semua itu susah untuk ku lakukan.
Tiba-tiba ....
“Dae
!? kenapa diam lama sekali, cepat antarkan bunga-bunga itu. Ibu Tari sudah menunggu.”
“Oh
iya,iya bu ,maaf. Akan ku antarkan segera (kebetulan rumah bu sari tidak
terlalu jauh dari rumahku).”
“Atau
jangan-jangan kamu tak mau ke rumah Bu Tari karena dycal , apa kamu masih
seperti dulu tak pernah bicara padanya ?? tanya ibuku penasaran.”
“Nggak bu!”( sebenarnya memang masih seperti
dulu, tapi aku tak mau ibuku tahu).
Dengan segera aku mengambil
sepedaku dan dengan segera menuju rumah Bu Tari.
“
Permisi, assalamu’alaikum.!! salamku sesampainya dirumah Bu Tari
“
wa’alaikumsalam, eh Daena sudah sampai kamu. Mari masuk dulu! Perintah Bu Tari
dengan nada lembut. Bunganya Cantik sekali,tambahnya.”
Dengan segera Bu Tari
memanggil anak laki-lakinya yang baru pulang dari sekolah.
Cal, Dycal..! Ada temanmu ini, si Daena.
Dalam hati, aku merasa
cemas,
hah?
Apa ini, pasti Ibu dengan Bu Tari sudah merencanakan ini semua.Kebetulan Ibuku
dan Bu Tari lumayan akrab,mereka teman arisan. Bisa mati gaya aku ini di
hadapan Dycal. Dengan segera aku meminta izin untuk pulang .
Eh,
kamu nggak mau ngobrol dulu sama Dycal, kamu kan jarang main kesini ,sebentar
saja, hari juga belum terlalu sore, biar nanti Ibu yang akan bilang keIbumu ya?
Dycal ,turun dari tangga. Kita sama-sama
menatap dan merasa tak percaya ,aku dan
dia yang selama hampir dua tahun ini tak
pernah saling melempar senyum tak pernah menyapa, tiba-tiba harus bertemu dalam keadaan seperti ini.
Lho,
kenapa kalian malah bengong?Cal sana ajak Daena ke taman belakang, kalian
ngobrol disana gih!perintah Bu Tari
Emm,
tapi Ma, aku capek! Dycal menanggapi dengan malas.
Sudah
sana!
Dengan terpaksa kami
menuju taman belakang.Sudah setengah jam lebih, kami duduk berdua di bangku
taman, tapi tak sepatah kata keluar dari mulut kami. Dycal yang sibuk memainkan
gitarnya sedangkan aku hanya bisa mendengarkannya,karena merasa tak nyaman
dengan keadaan seperti ini, akhirnya aku memutuskan untuk izin pulang saja,
kebetulan hari juga sudah sore.
Pagi
hari di sekolah, aku akan memberanikan diri untuk memulai memberikan seuntai
senyum kepadanya. Siapa tahu ,semua akan berubah ya? Semangat untuk hari ini.
Bel berbunyi tiga kali menandakan
jam istirahat telah tiba. Seperti biasa aku dan dua teman dekatku pergi ke
kantin untuk membeli makanan.Ketika kami melewati lorong, aku bertemu dengan
Dycal, aku sudah memberanikan diri, dia semakin dekat, tapi apa yang terjadi
padaku badanku kaku, bibirku terasa terkunci tak bisa terbuka. Akan tetapi,
teman-temanku malah mentertawakanku,
“ah,
payah kau ini mana keberanianmu, mana senyummu yang selalu mengembang pada
setiap orang? Tapi sama dia saja tak berani,padahal kalian sahabat akrab kan?
bisik Riri di telinga ku.”
“Eh,
tapi tadi dia juga memperhatikanmu!seru kirana padaku.”
“Ah
sudahlah, kalian jangan meledekku!!seruku pada mereka dengan cemberut.”
Tapi
mereka malah tertawa .Walaupun kita sudah lama tak berhubungan, tapi dalam
hatiku masih ada rasa perhatian di setiap gerak tubuhnya.Mungkin dia juga
merasakannya, tapi apakah dia juga memperhatikanku?i don’t know. Disetiap
kesempatan, aku mencoba untuk mencuri pandang untuk melihat sekejap
aktivitasnya. Ketika dia juga melihat ke arahku, aku langsung memalingkan muka,
jantungku berdetak sangat kencang dan aku merasa takut. Apakah dia tahu jika
selama ini aku masih terus mengamatinya? Entahlah, semua itu menjadi misteri
besar bagi hubungan persahabatan ku.
Ketika kami sudah
kembali ke kelas, suasana berubah sangat ramai dan gaduh,
“Hey,
ada apa ini ? tanyaku pada seorang temanku.”
“Hari
ini kita nggak jadi ulangan fisika, nggak jadi renang.”
“Benarkah??
Hore, akhirnya bisa rehat dirumah, bisa mbantu ibu memotong bunga-bunga mawar
di taman belakang. Asyiik!!
“Ibu
aku pulang ..
“Bantu
ibu di taman ya nak, selesai kamu makan siang! Perintah ibuku.
“Siap
buuuuu!! seruku bersemangat.
Setelah makan siang ,
aku bergegas ke taman untuk membantu Ibu. Kebetulan taman mawar ku sedang panen
dan bermekaran , pemandangan yang sangat cantik.
Disaat sedang memotong bunga,Ibuku
bertanya, “Dae, kenapa kemarin sore kamu pulang sore dari rumah bu sari ?Apa
kamu menemui Dycal? Kamu ngobrol lama dengannya?
“Apaan si bu? Engga kok. Ibu Sari tak
memperbolehkan aku langsung pulang.”
“bagus itu.”
“ bagus apanya? Sepi kaya gitu
juga.”Bantahku.
“Ya
sudah, mungkin memang kalian itu sama-sama keras dan gengsi, jadi tidak ada
yang mau untuk mengalah untuk memulai duluan atau mungkin kalian tidak ingin
menjalin persahabatan seperti dulu.
“Mungkin.”
Jawabku singkat.
Karena
bosan aku segera meninggalkan Ibu dan kembali ke kamar. Setelah masuk kamar,
aku mengambil ponselku dan ternyata banyak sms masuk dari Riri dan temanku yang
lain. Setelah ku buka, ternyata ada Dycal yang mengirimiku pesan.
“Dae,
besok malam ada waktu ngga?”
Emm,
aku bingung dan kebetulan aku juga sudah ada janji dengan temanku yang lain.
Uurgh,bingung ! Tapi kan ini kesempatan langka, kapan lagi diajak dia ketemuan,
setelah sekian lama ga ngobrol.
Em,
gatau juga si, kebetulan aku udah ada janji. Memang ada apa?? Balasku.
Tak
lama kemudian , dia menjawab.”Oh gitu,
ngga ada apa-apa kok.”
*Hari ini adalah ulang
tahunku yang ke 17. Mungkinkah hari ini
ada hal yang spesial yang akan terjadi? Entahlah.
Hari ini, aku datang ke sekolah dengan semangat.
Sampai-sampai Ibu meresa bingung anak gadisnya ini kelihatan semangat sekali.Tapi,
tiba-tiba ketika aku akan melewati pintu gerbang, ada yang menabrakku ,mungkin
dengan sengaja, tapi yang jelas tanganku sakit. Setelah masuk ke kelas, aku
menuju bangku nomor dua dari depan
.Posisi tempat duduk kesukaanku. Akan tetapi, bangku itu sudah ditempati oleh
Vina. Aku merasa kesal, pagi-pagi datang dengan semangat, eh malah berubah jadi
kesal. Tak lama kemudian Riri datang dan meghampiriku. Dia berkata, jika nanti
malam dia tidak bisa ikut latian drama karena harus menjaga rumah.Aku merasa
kecewa karena dia tak datang,tapi karena dia ada kepentingan lain ya sudahlah. Bel
berbunyi dan Guru Kimia pun masuk,
Selamat
pagi anak-anak! salam guruku
Pagi buuuuu!! Jawab semua siswa serempak.
Ibu Nani mengatakan bahwa hari ini sekolahku akan
mengadakan rapat sehingga seluruh siswa dipulangkan lebih awal. Setelah memberi
tugas mengenai bab 5 dan harus dikumpulkan pada pertemuan minggu depan.Bu Nani
meninggalkan ruang kelas karena harus menyiapkan materi rapat.
Bel
berbunyi panjang, seluruh siswa
nerhamburan keluar dan pulang. Akupun segera mengemasi barang-barangku dan
keluar dari kelas. Di luar kelas aku bertemu dengan Dycal. Dari sorot matanya
dia seperti ingin mengatakan sesuatu, tetapi ternyata tidak. Mungkin itu hanya
pikiranku saja. Dia berjalan di depan ku dan sekilas melirikku.tetapi aku hanya
tertunduk,tak kuasa untuk menatapnya.Setelah itu aku menuju parkiran mengambil
sepedaku dan pulang.
Sesampainya
di rumah ternyata Ibu menyiapkan hidangan spesial nasi kuning untukku.Di
samping piring ada tulisan pesan dari Ibu.
Selamat ulang tahun
Daena, sayang !
Nasi kuning ini Ibu siapkan khusus
untukmu. Sebagai rasa syukur karena kamu masih diberi umur oleh Allah, tapi
maaf nak, hari ini Ayah, Ibu dan Kak Raina harus pergi ke Bandung untuk
menjenguk Nenek! Ibu tahu nanti malam
kamu ada acara, jadi Ibu sengaja tak mengajakmu! Insyaalloh, kami akan pulang
besok pagi. Jadi, kamu jaga rumah baik-baik ya !!
Yah,
ternyata Ibu nggak pulang, di rumah sendiri pula! Tapi ngga apa-apa deh. Pasti
mereka juga akan pulang membawakan oleh-oleh dari Bandung,Dodol rasa cokelat dan yang pasti dari
kakak sebuah sepatu/sandal khas Cibaduyut.
Malam
hari tepat pukul tujuh malam aku datang ke sekolah berjalan kaki. Kebetulan
rumahku dekat dengan sekolah.Malam minggu pasti jalan menuju ke sekolah juga ramai.
Jadi, kau tak perlu takut. Aku pergi ke sekolah karena aku sudah janji untuk
latihan drama akhir tahun dan di lanjutkan dengan nonton film di bioskop. Malam
minggu memang malam yang di nanti, hari dimana aku dan teman-temanku mengexpresikan
kepenatan selama satu minggu yang penuh dengan tugas.
Sesampainya disana ,
aku sudah ditunggu oleh kirana.
“Hei,
cepat sini! Yang lain sudah kumpul.”
Dengan segera aku masuk
ke aula sekolah, di mana aku dan yang lainnya latihan drama. Akan tetapi ,
suasananya aneh.
“Kok sepi ya, mana gelap lagi?”
“Enggak tau ni, mungkin sekolah lagi irit kali, jawab kirana dengan
cengengesan.”
Sesaat sebelum aku
masuk ke aula yang pintunya tertutup, aku merasa takut dan langkahku terhenti. Lalu,
aku membuka pintu dengan perlahan dan.....
Jeng,jeng surprise, happy bithday Daena !! sambut semua
temanku disusul bunyi terompet. Serempak
mereka menyanyikan lagu ulang tahun dan tiba-tiba lampu panggung dinyalakan.Di
sana ada Riri yang duduk bermain piano, yang sejatinya dia tidak akan datang ke
acara malam hari ini. Dia tersenyum kepadaku, tapi tunggu dulu, tiba-tiba ada
sesosok cowok berjalan dengan memainkan
gitarnya . Tak salah itu Dycal Apa Dycal
cowok yang selama ini aku anggap seperti bukan teman, ternyata dia datang
membawakan surprise untukku.
Dia menghampiriku , serentak aku deg-degan dan
teman-temanku bersahutan “”ihiy,ihiy”. Aku merasa malu.
“Dae, happy birthday! You’re my best friend !”
“Jadi, kemarin kamu sms mau buat surprise kayak gini??”
“Iya si, tapi tadinya aku Cuma pengen kita berdua, tapi
ternyata kamu ada acara sama yang lain. Jadi ya, aku kolaborasi aja sama mereka buat bikin surprise to you !!”
“Ihh, kamu dari dulu bisa aja buat aku selalu kagum ama
ide iseng kamu ini !!”
“Pasti, Dycal gitu. Apa sih yang engga buat nona manis
Daena ini.”
Tak
sadar ternyata selama ini aku salah menilainya. Aku kira, Dycal cowok cool yang
selalu cuek padaku,tapi ternyata dia menyiapkan
surprise untukku.
Riri
datang membawakan kue sebagai tanda permintaan maaf atas kejadian hari ini
mulai dari aku berangkat sekolah yang tertabrak sepeda dan kebohongannya. Itu
semua adalah ide jailnya. Setelah make wish, meniup lilin dan potong kue, kami
semua bergembira bersama di dalam aula sampai pukul 10 malam.
Hari sudah malam, sebagian anak pulang, sebagian lagi
tetap di aula untuk bermain musik dan yang lainnya memilih untuk nonton seperti,
Riri dan Kirana. Aku memilih pulang. Ketika
aku melangkah pulang, Dycal ada di sebelahku dengan motor gedenya.
Dia mengajakku untuk pulang bersama. Dia tahu kalau aku
pulang sendiri,jalan kaki pula. Akupun menerima tawarannya. Sepanjang perjalanan
pulang aku merasa ini sebuah keajaiban, mana mungkin seseorang yang aku
rindukan senyumnya,candaanya,keisengannya dan kebaikannya kini, datang seperti
mimpi.
Sesampainya
di rumah, aku membuka pintu gerbang dan menyuruhnya memarkirkan motornya di
dalam saja dan menyuruhnya duduk di bangku teras. Agar bisa melihat indahnya
langit berhias bintang malam ini.
Dia memulai pembicaraan,”Dae, aku nggak nyangka kita bisa
bareng kayak gini lagi, padahal biasanya kita sama-sama dingin,cuek. Aku juga
bingung, kenapa aku terlibat dalam surprise party mu dan kenapa sekarang aku
bisa ada di rumahmu? Dan apa yang membuat kita kemaren dan dua tahun lalu kita nggak bisa bareng ??”
Aku hanya diam dan berpikir,” aku juga bingung Cal.
Bagiku malam ini terasa seperti mimpi dan keajaiban telah datang.”
“Aku rindu senyummu yang dulu yang selalu ada untukku,
suaramu yang dulu selalu ada di hari-hariku. Selama ini aku tak pernah
merasakannya, aku hanya bisa memandangmu dari jauh.”
Aku juga rindu akan julukanmu, keisenganmu dan kebaikanmu
membawakan cokelat ke rumahku,tapi tenang mulai detik ini senyumanku selalu ada
untukmu dan suaraku akan hadir di hari-harimu kembali. Aku menjawab dengan hati
yang gembira dan senyum terindahku.”
Dia menjulurkan jari kelingkingnya, “kamu janji akan
menghadirkan semua itu kembali untukku selamanya ?
Aku mengkaitkan kelingkingku dengan jari nya. “Aku janji
dan kaupun juga harus.Ternyata selama ini kita hanya mempersulit diri
kita,menutup hati tanpa keterbukaan,sehingga menyiksa diri sendiri.”
“Kita sama-sama gengsi dan menghindar. Kita jauh tanpa
ada sebab yang jelas, menyiksa diri dan membuat serba salah.Kini, aku tak mau
itu kembali terulang. Aku ingin,kita kembali menjadi sahabat yang saling
mengerti dan terbuka.Tak ada lagi saling diam,salah paham dan menjauh. Kini,
hatiku merasa sangat lega dan senang, tegas Dycal”
Aku hanya tersenyum bahagia menikmati suasana
persahabatan yang lama tak kujalani. Kini, dia hadir memecahkan semua masalah
atau misteri besar persahabatanku dan memberi warna bagi hatiku yang kelabu.
Waktu menunjukkan pukul
setengah 12 malam.
“Sudah malam, lebih baik kamu pulang! Aku juga udah
ngantuk,kataku.”
“Baiklah, tapi kemana ayah,ibumu apa mereka tidak di
rumah??tanya Dycal”
“Mereka
pergi ke Bandung, jadi aku dirumah sendiri.”
“Hati-hati di rumah sendiri ya!! Celetus Dycal dengan
cengengesan. Sepertinya,malam ini akan kuhabiskan dengan kegembiraan hatiku
yang menemukan sahabat sejatinya kembali yang t’lah lama pergi,tambahnya.”
“Emm, aku malah mau langsung tidur dam melupakan malam
ini,ledekku.”
“Alah, itu Cuma bohong yang keluar dari mulut manismu
itu.”
Tak lama setelah Dycal pulang, aku masuk ke rumah dan
menuju kamar. Aku menulis di diaryku.
Diary,
Betapa bahagianya aku, jiwa yang
lama terpendam kini hadir membawa cahaya terang di hatiku.Sahabat yang dulu
menjauh,kini ada di dekatku kembali. Dia datang merubah semuanya dengan
keberaniannnya untuk memulai.
Benar kata Ibu, persahbatan itu
butuh rasa saling
percaya, keterbukaan dan pengertian.Kini semua hati yang tertutup terbuka dan
merasa lega.Aku takkan pernah mengulang kesalahan yang sama hanya karena slah
paham dan saling menutup.
Sekarang, aku memahami memang begitu
bermaknanya seorang yang selalu hadir untukku.Entah keluarga,sahabat dan teman.
Ketika pergi meninggalkanku, sebagian jiwaku merasa kehilangan sosoknya.Setiap
detikku kini, aku tak ingin menyia-nyiakan waktu untuk jauh dari mereka. Mereka
yang membawa warna, kedamaian dalam hidupku.
Sebuah
misteri besar telah terbuka dengan kunci saling mengerti,memahami,percaya dan
keterbukaan.
Thanks
God, thanks my mom and you my best friend J
Ibu, betapa bahagianya hatiku, ini
adalah kado terindah ulang tahunku dari sahabat yang tlah lama hilang “ Dycal”.Sweet
seventeenth.
Jakarta,
5 mei 2012 J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar